Pagi yang cerah di KB Puspitasari, dihiasi dengan keceriaan anak-anak yang siap belajar. Bu Tina, pengasuh yang selalu penuh semangat, telah menyiapkan kegiatan menarik untuk hari ini. "Anak-anak, hari ini kita akan menjelajahi dunia cahaya!" seru Bu Tina dengan penuh semangat.
Ilustrasi percobaan pelangi (freepik.com/freepik) |
Mata anak-anak berbinar-binar penuh rasa ingin tahu. "Dunia cahaya? Wah, apa itu, Bunda?" tanya salah satu anak. Bu Tina pun menjelaskan dengan penuh antusias tentang cahaya, mulai dari sumbernya, hingga berbagai macam fenomena yang terjadi dengan cahaya, salah satunya adalah pelangi.
"Pelangi adalah lengkungan cahaya yang indah berwarna-warni yang muncul di langit setelah hujan," jelas Bu Tina.
Anak-anak mendengarkan dengan seksama, terpesona dengan cerita Bu Tina. "Wah, cantik sekali ya, Bunda! Bagaimana cara pelangi terbentuk?" tanya seorang anak. Bu Tina tersenyum dan menjelaskan tentang proses terjadinya pelangi, yaitu ketika cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air hujan.
"Untuk lebih memahami fenomena pelangi, hari ini kita akan membuat simulasi pelangi dengan alat dan bahan yang mudah didapat," ujar Bu Tina. Anak-anak semakin antusias dan tak sabar untuk memulai aktivitasnya.
Bu Tina menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti baskom besar, air, senter, cermin, dan kertas putih.
"Pertama, kita akan mengisi baskom dengan air untuk mensimulasikan tetesan air hujan," jelas Bu Tina sambil mendemonstrasikan caranya.
Setelah baskom siap, Bu Tina mematikan lampu ruangan dan menghidupkan senter. "Sekarang, kita arahkan senter ke baskom dengan air dan pantulkan cahayanya ke cermin," ujar Bu Tina.
Ketika cahaya senter dipantulkan ke cermin dan mengenai air di baskom, tampaklah lengkungan cahaya berwarna-warni di kertas putih. Anak-anak bersorak kegirangan melihat simulasi pelangi yang mereka ciptakan.
"Wah, seperti pelangi sungguhan!" seru salah satu anak.
Bu Tina menjelaskan bahwa simulasi ini membantu anak-anak untuk memahami bagaimana pelangi terbentuk dan apa yang harus dilakukan untuk melihat pelangi.
"Pelangi biasanya terlihat setelah hujan, di langit yang cerah dan berawan," pesan Bu Tina.
Kegiatan belajar hari itu pun ditutup dengan penuh keceriaan. Anak-anak tidak hanya belajar tentang fenomena pelangi, tetapi mereka juga bersenang-senang dengan simulasi yang menarik. Pengalaman ini diharapkan dapat membantu anak-anak untuk memahami dunia cahaya dengan lebih baik dan meningkatkan rasa ingin tahu mereka tentang fenomena alam.
0 Comments