Orang Tua Perlu Menolong Diri Sendiri Sebelum Menolong Anak


Anggunpaud - Situasi selama pandemi Covid-19 ini membuat banyak siswa mengalami ketidakstabilan emosi. Satu atau dua minggu pertama mungkin mereka senang tapi selanjutnya, kian banyak anak-anak yang mengeluh. Mereka kangen suasana kelas, kangen ketemu teman-teman, dan kangen bermain.

Mereka juga mengalami kebosanan karena harus terus berada di rumah dan dibatasi aktivitasnya di luar rumah. Orang tua perlu peka akan situasi seperti itu. Membiarkan anak-anak berlarut-larut dalam kebosanan dan kekecewaaan bisa berdampak negatif pada tumbuh kembang anak, termasuk anak usia dini.


Pada situasi seperti inilah, orang tua perlu mempunyai keterampilan DPA atau Dukungan Psikologis Awal. DPA ini mirip P3K atau Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, yakni semacam pertolongan agar suasana psikologis anak tidak terganggu.

Namun untuk memiliki kemampuan DPA ini, orang tua perlu mengetahui kondisi psikologis diri terlebih dahulu serta memiliki kemampuan dan cara untuk mengelola situasi sulit.



“Bila itu sudah dikuasai, orang tua akan mampu membantu mendampingi anak saat mengalami kesulitan, “kata Psikolog Nana Maznah, dan Webinar Orang Tua Berbagi episode III bertajuk : “Dukungan Psikologis Awal Selama Belajar Dari Rumah”, yang diselenggarakan Direktorat PAUD pada Sabtu, 18 Juli kemarin.

Dijelaskan pendiri lembaga bantuan psikologis dan pengembangan diri SATU Consulting ini, ada beberapa tahapan dalam melaksanakan DPA, yaitu sebagai berikut.

Sumber : Paudpedia

Pertama, orang tua terlebih dahulu harus mengenali dan memberi perhatian pada diri sendiri. “ Emosi orang tua berpengaruh pada kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan keluarganya, “kata Nana.

Karena itu, lanjut Nana, yang harus dilakukan orang tua adalah tetap tenang mengelola diri sebagai orang tua agar tetap dapat memberikan perilaku positif dan menyesuaikan diri dengan situasi sulit sehingga menjadi orang tua lebih kokoh dan tangguh.

Kedua, orang tua harus mengenali Kebutuhan Anak Orang tua dapat melakukan pendampingan pada anak usia dini dengan cara menciptakan kondisi aman dan nyaman bagi anak, mengenali permasalahan anak, dan menenali kebutuhan anak.

Ketiga, orang tua memberikan dukungan berupa “ Mendengarkan “. Tujuannya adalah memahami penyebab anak merasa tidak nyaman, mendengarkan apa yang terjadi dan dirasakan anak tanpa menghakimi, mencemooh, dan menggurui. Memberi nasehat ketika diminta atau diperlukan. Selanjutnya, orang tua dapat melakukan hal-hal yang membuat suasana lebih nyaman.

Caranya menurut Nana: 
  • Mendengar sepenuh hati perasaan anak Menyimak penjelasan anak
  • Merespons cerita anak
  • Memberi pengetahuan dan pengertian tentang hal yang terjadi.
Agar tercipta suasana yang nyaman bagi anak, yang harus dilakukan orang tua adalah:
Sediakan waktu yang cukup. “Jangan diselang-seling dengan pekerjaan lain”, ujar Nana.

Diam dan simak apa yang dikatakan buatlah anak merasa aman untuk bebas bicara
Hentikan aktivitas lain untuk fokus mendengarkan
Tunjukkan sikap mendengarkan
Hindari halangan berkomunikasi

Mendengarkan anak tujuannya adalah supaya anak mau bicara dan memahami perasaan anak serta agar dapat merefleksikan perasaan anaksupaya merasa diperhatikan.“Jika anak merasa diperhatikan maka dia merasa baik, sehingga perilakunyapun bisa dia kendalikan,” jelas Nana.


Keempat, orang tua mendampingi anak beraktivitas. Tujuannya melakukan aktifitas bermakna untuk mengurangi situasi sulit dan dampak dari situasi sulit. 
Ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan orang tua bersama anak, seperti :
  • Melatih perilaku baik melalui permainan atau aktivitas di rumah (misalnya masak bersama, berkebun, membersihkan tempat tidur, dan menata mainan).
  • Mendongeng dan membacakan buku cerita
  • Menonton film bersama
  • Memberi contoh dan keteladanan perilaku kebaikan

Kelima adalah “Menghubungkan”. Orang tua dapat menghubungi guru, sesama orang tua atau menghubungi pihak yang memiliki kapasitas untuk membantu, seperti psikolog, dokter, Puskesmas, Puspaga, Puskesmas, dan sebagainya. 
[Ifina Trimuliana]

Sumber : Paudpedia
Reactions

Post a Comment

0 Comments