sumber : tibratanews.com |
(Sebuah pengamatan iseng oleh Wulan Darmanto)
Konon, katanya, punya anak usia sekolah dasar ke bawah (PAUD, TK dan SD) berarti mamanya ikut sekolah.
Mulai dari duduk di depan pintu kelas selama seminggu karena anaknya nggak mau ditinggal (drama anak PAUD), atau sibuk keluar masuk toko souvenir karena anak PAUD itu entah mengapa selalu senantiasa ada saja yang mengadakan pesta ulang tahun. (drama anak PAUD)
Dan… masuk ke jenjang yang lebih serius, dimana anaknya mulai belajar pagi hingga siang, guru-guru yang terlibat lebih banyak, dan tak ketinggalan, notifikasi WAG wali murid juga lebih riuh. Mulai dari bahas PR apa yang harus dibawa besok, sampai dresscode untuk arisan akhir pekan nanti. (drama punya anak SD)
Nah, berdasarkan pengamatan saya selama menyekolahkan anak sekitar 9 tahunan ini, ditambah dengan curhatan kanan kiri dari mommies-mommies yang anaknya usia sekolah, dapat disimpulkan bahwa ada 13 tipe ibu-ibu yang biasa kita jumpai di sekolahan.
Mari kita bahas bersama. Siapa tahu dari ke-13 tipe ini ada tipe kita di antaranya 😁
1. #TipeHumas
Ibu-ibu yang masuk ke dalam tipe ini adalah mereka yang ramah dan hangat. Baik kepada sesama ibu maupun kepada para guru. Tak heran, ibu jenis ini begitu femes. Tiap ke sekolah, ada saja yang dadah-dadah padanya. Cipika-cipiki, ngajak ngobrol, basa basi hingga curhat sampai jam sekolah berhenti.
Demikianlah. Barangkali zaman sekolah dulu mereka adalah kembang di sekolahnya masing-masing. Atau mantan anggota OSIS yang sudah terlatih untuk menangani penggemar.
2. #TipeFoodHunter
Sesuai namanya, mereka adalah pemburu jajanan sekolah. Kalau pagi, begitu anaknya masuk kelas maka mereka sekalian sarapan bubur di gang depan sekolahan. Kalau siang, mereka sengaja menjemput lebih awal. Ngapain? Ya jajan tho. Ada siomay, cilok, bakso, batagor. Kadang kalau anaknya sudah pulang dan mamak masih di tempat jajanan, anaknya pesan satu porsi sekalian.
Demikianlah, menyekolahkan anak rupanya bukan cuma urusan bayar SPP bulanan. Tapi juga biaya jajan mamak harian.
3. #TipeSopir
Setiap hari selalu antar jemput anak. Tapi jarang turun dari kendaraan dan menginjakkan kaki di ubin sekolah. Kalau nganter, ya cukup sampai depan gerbang. Kalau njemput, juga di depan gerbang, tapi duduk manis di atas kendaraan. Saat anak sudah naik ke atas kendaraan segera melesat pulang.
Demikianlah, efisiensi menjadi kunci bagi ibu yang masuk ke dalam tipe ini.
4. #TipeSubstansial
Nggak terlalu femes, tapi juga nggak terlalu antisosial. Gabung di WAG , tapi cuma sesekali nyahut obrolan, banyakan diamnya.
Apa saja keputusan kelas dia manut. Acara-acara sekolah diikuti, tapi acara arisan biasanya dihindari. Bukan sombong bukan tinggi hati, tapi ibu tipe ini memang kurang suka dengan basa basi dan pergi pakai seragam kesana kemari.
Demikianlah, jalur tengah dan jalur aman selalu menjadi pilihan.
5. #TipeIncesStyle
Sepagi apa pun, sesiang apa pun, entah panas entah hujan lebat, ibu satu ini selalu datang ke sekolah dengan tampilan paripurna. Bulu mata lebat menghitam, cream blush warna merah, lipen warna nyolot, dan padu padan baju yang anti norak.
Inilah pepatah jawa yang selalu terngiang di telinga mereka: Ajining diri gumantung ono ing lathi. Ajining raga gumantung ing busana.
Demikianlah jadinya ketika menjunjung tinggi pepatah jawa telah merasuki kehidupan para mama.
6. #TipePanikan
Ada ibu-ibu yang selalu absen di WAG. Bertanya apa saja seputar sekolah. Meski sebenarnya anaknya bisa menjawab, tapi entah mengapa masih bertanya juga. Lama-lama, pertanyaan ini jadi melebar kemana-mana.
“Bu guru Yth, maaf, apakah benar besok anak-anak diminta membawa cangkang bekicot?”
“Malam Mommies, maaf mengganggu, besok PR halaman 86 ini dikerjakan atau cukup didiamkan saja ya?”
“Mom, anak-anak kalau malam sikat gigi atau sikat gusi? Please sharingnya ya mom..”
Demikianlah, pepatah malu bertanya sesat di jalan telah membimbing mereka menemukan solusi dalam setiap masalah kehidupan 😇
7. #TipeKunciJawaban
Di mana ada tipe panikan, di sanalah tipe kunci jawaban muncul sebagai juru keselamatan.
Ya, ada tipe ibu yang selalu berperan sebagai ahli dalam setiap WAG. Apa pun pertanyaan dari para mommies, akan dijawabnya dengan sangat sigap, cepat, dan tepat.
“Mom, besok arisan pakai dresscode apa ya?”
Jawab: “Pakai baju biru telor asin, jilbabnya kuning kembang ceplok mom. Jangan lupa pesan dari mamanya Tasya, sandal jangan ketinggian jinjitnya. Kurang baik untuk kesehatan kaki kita. Salam🙏🏻”
“Mom, SPP kita naik ya? Saya kok nggak ngeh ya.”
Jawab: “Sudah sejak lima tahun sebelum sekolah ini berdiri sudah dijadwalkan naik, Mom🙏🏻”
“Mom PR anak-anak dikumpulkan hari apa ya?
Jawab: “Hari Rabu mom saat bulan purnama sedang bulat-bulatnya. Jangan lupa perbanyak sedekah untuk kebaikan kita bersama 🙏🏻😇”
Demikianlah mommies, bersyukurlah jika di setiap WAG sekolah yang kita ikuti ada tipe ibu penjawab ini. Oh Thanks God sekali.
8. #TipeTukangTalang
Ibu tipe ini senang sekali menjadi relawan ketika ada kegiatan yang sifatnya kebersamaan. Dia yang membelikan, dan dia yang membayari terlebih dulu atau bahasa Rusianya, nalangin uang.
“Mom, besok anak-anak disuruh bawa bonsai nih. Saya mau cus ke tukang kembang. Ada yang mau titip? Tenang, nanti saya bayarin dulu..”
(lalu mommies-mommies akan absen dengan teratur kepada si tukang talang)
Tipe ibu ini juga sungguh sangat membantu. Terutama untuk ibu-ibu yang jarang datang ke sekolah karena kesibukan pribadi, jarang gaul, dan jarang update. Oh demikianlah maha adilnya Allah dalam kehidupan persekolahan ini 😭😭
9. #TipeHasilAkhir
Ada ibu yang sama sekali tidak pernah menginjak bumi. Eh, maksudnya menginjak sekolah. Semua urusan antar jemput anak dan makan siang diwakilkan kepada pihak lain. Dia hanya akan datang setiap satu semester sekali, yakni pas acara rapotan.
Jarang nongol di sekolah, tapi sekalinya nongol dan menghadap guru, lamanya persis kaya konsultasi kehamilan.
Apa saja ditanyakan. Lamaaa dan rinciii.. sampai wali murid yang duduk di belakangnya berdehem, melirik jam, dan tak terasa antrian sudah mengular sampai ke pintu masuk. OMG 😲
Demikianlah, kedatangan per semester sekali ini berarti merapel semua konsultasi dan tanya jawab selama enam bulan itu. Jika mommies masuk ke dalam kategori ini, ada baiknya kita taubat bersama 🙏🏻🙏🏻
10. #TipeHuruHara
Ternyata mommies tidak semuanya berhati jelita berparas alam sutera, kawan.
Ada jenis mommies yang selalu saja cari masalah pada sesama mama. Ada mama yang antar jemput anak pakai pajero, dia sengit. “Alah, paling masih kridit. Gue kan tahu banget lakinya udah mau di-PHK!”
Ada mama yang anaknya selalu jadi juara kelas, dia meradang. “Alaah.. nyontek itu, nyontek! Potong leherku kalau nggak percaya.”
Ada mama yang segera langsing habis lahiran, dia sirik. “Pssst… dia diet mati-matian tuh. Biar lakinya ngga kawin lagi. Udah beranak lima bok. Kerasa dong longgarnya?”
Demikianlah kehidupan. Betapa lurusnya hidup kita tanpa ada nyinyirwati yang dengan sukarela membaktikan diri. Untuk itulah mereka ada. Memberikan lika-liku dalam kehidupan kita. Yang tabah ya moms 😢
11. #TipeVokalis
OMG. Dialah mama yang selalu terdepan memprotes kebijakan sekolah yang tidak sesuai dengan wali murid. Ia pula yang selalu dan selalu, again and again ditunjuk lagi dan lagi menjadi ketua komite karena kevokalannya.
Tidak perlu dijelaskan panjang lebar. Langsung saja, mari kita beri tepuk tangan yang meriah pada ibu vokalis ini. 👏🏻👏🏻👏🏻
12. #TipeJumpaSahabat
Di sekolah akan selalu kita jumpai mama-mama yang membentuk gank. Dan uniknya, anak-anak mereka juga biasanya teman main bahkan berteman dekat.
Kalau lagi nganter sekolah, mama A (dari ABCD squad) biasanya akan duduk di bawah pohon nan rindang, menunggu squadnya datang. Demikian pula jika ibu B,C, atau D yang lebih dulu datang. Mereka akan tunggu menunggu, nanti menanti sampai seluruh sahabat berkumpul untuk memulai hari.
Demikianlah jadinya jika persahabatan telah mengikat hati. Sungguh mengharukan sekali.
13.#TipePenyambungLidahRakyat
Dari sekian banyak tipe mama, ada mereka yang sangat pemalu, penuh rasa sungkan saat harus menyuarakan gagasan, terutama ketika rapat kecil-kecilan di WAG.
Untuk itulah kehadiran tipe ini sangat diperlukan. Dialah orang yang akan menyuarakan isi hati dari mamak pemalu ini.
Di WAG, inilah dialog yang akan terjadi:
“Maaf mom, ini ada masukan dari tiga mama ke saya. Minta tolong disampaikan ke ketua komite, dana untuk bikin jaket angkatan bisa nggak dipangkas aja? Kan bulan kemarin sudah bikin tuxedo mom, bulan kemarinnya lagi juga sudah pesen singlet bareng. Saya hanya menyampaikan lho moms..”
2 menit kemudian
“Mom ini ada satu lagi mama japri ke saya. Setuju untuk meniadakan jaket angkatan. Suruh pake jaket sendiri-sendiri aja. Thanks.
5 menit kemudian
“Maaf mom ada tambahan dua lagi nih yang japri. Katanya pesen jaket di mang dudung ujung lampu merah itu harganya murah. Mungkin bisa di-follow up? Trims.”
Mohon maaf, kalau begitu keberadaan WAG ini untuk apa ya? Ini tipe penyambung lidah atau tipe monolog sebenarnya? 😨
Demikianlah kaum mama, suka mempersulit apa yang mudah. Memperbesar apa yang sebenarnya kecil.
So, selamat menimbang, tipe yang manakah Anda 😄😄
1 Comments
Dan saya akan masuk ke dunia itu tahun ajaran baru ini bund. Deg deg an juga karena perdana anak masuk sekolah jenjang TK, rencana langsung TK B.
ReplyDeleteMoga tidak ada kendala yang berarti di pergaulan sesama mamah muda 😀😊